Kitab kuning adalah lautan ilmu agama, disebut kuning karena kertasnya berwarna kuning dengan tinta berwarna hitam. Di pesantren-pesantren Indonesia tentunya istilah ini sudah tidak asing lagi karena memang buku acuan pendidikan di pesantren sampai saat ini masih setia menggunakan kitab kuning. Untuk mendapatkannya juga tidak sulit saat ini, di Jakarta saya biasa membelinya di toko-toko kitab yang tersebar di seantero Jakarta seperti Wali Songo dan Menara Kudus di Kwitang Jakarta Pusat serta Ar-Riyadh dan Al-Idrus di Tanah Abang juga Jakarta Pusat. Di Surabaya saya pernah berpetualang di puluhan toko kitab di dekat makam Sunan Ampel di sepanjang jalan Sasak dan Panggung yang konon sudah ada sejak tahun 1.908.
Pernah beberapa kali saya bertemu dengan orang-orang yang agak "parno" alias paranoid dengan kitab kuning, alasannya sih katanya kitab kuning itukan karangan manusia biasa sehingga tidak mungkin 100 persen benar, sehingga lebih tepat kalau kita tidak menjadikannya sebagai acuan tetapi langsung saja pada Al-Qur'an dan Hadits.
Bukannya meremehkan, tapi sahabat-sahabat yang paranoid dengan kitab kuning sejauh yang saya tahu mereka ternyata tidak hanya anti tapi "benar-benar tidak bisa membaca" kitab kuning. Sebab memang untuk bisa membaca kitab kuning bukan perkara mudah.
Berbeda dengan Al-Qur'an yang insya Allah jika kita sudah mengkhatamkan iqro' jilid 6 akan mudah kita baca, kitab kuning walaupun sama-sama bertuliskan aksara arab tidak mengandung tanda baca, alias "gundul". Kadang-kadang yang ada tanda baca (harokat)nya saja kita masih bingung apalagi ini tanpa tanda baca.
Nah, untuk membaca kitab kuning dengan baik sehingga bisa mencerna isinya ternyata diperlukan beberapa bidang kemampuan bahasa Arab yang disebut dengan ilmu alat. Ilmu alat secara sederhana bisa kita sebutkan seperti Ilmu Nahwu, Ilmu Shorof, Ilmu Balaghoh, serta Ilmu 'Arudh.
Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mengupas tentang harokat akhir suatu kata, sedang shorof mengupas tentang perubahan tiap kata tadi, ilmu balaghoh mengupas tentang seni bahasa atau sastra, dan ilmu 'arudh mengupas tentang syair-syair Arab yang bertebaran di banyak kitab kuning.
Ilmu alat bagi orang yang ingin mendalami kitab kuning ibarat ilmu tajwid bagi orang yang ingin mendalami al-Qur'an, jadi mari kita arungi lautan ilmu yang ada dalam ribuan kitab kuning dengan mempelajari ilmu alat terlebih dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar