Rabu, 02 November 2011

Kitab Kuning, Lautan Ilmu Agama

Kitab kuning adalah lautan ilmu agama, disebut kuning karena kertasnya berwarna kuning dengan tinta berwarna hitam. Di pesantren-pesantren Indonesia tentunya istilah ini sudah tidak asing lagi karena memang buku acuan pendidikan di pesantren sampai saat ini masih setia menggunakan kitab kuning. Untuk mendapatkannya juga tidak sulit saat ini, di Jakarta saya biasa membelinya di toko-toko kitab yang tersebar di seantero Jakarta seperti Wali Songo dan Menara Kudus di Kwitang Jakarta Pusat serta Ar-Riyadh dan Al-Idrus di Tanah Abang juga Jakarta Pusat. Di Surabaya saya pernah berpetualang di puluhan toko kitab di dekat makam Sunan Ampel di sepanjang jalan Sasak dan Panggung yang konon sudah ada sejak tahun 1.908.

Pernah beberapa kali saya bertemu dengan orang-orang yang agak "parno" alias paranoid dengan kitab kuning, alasannya sih katanya kitab kuning itukan karangan manusia biasa sehingga tidak mungkin 100 persen benar, sehingga lebih tepat kalau kita tidak menjadikannya sebagai acuan tetapi langsung saja pada Al-Qur'an dan Hadits. 

Bukannya meremehkan, tapi sahabat-sahabat yang paranoid dengan kitab kuning sejauh yang saya tahu mereka ternyata tidak hanya anti tapi "benar-benar tidak bisa membaca" kitab kuning. Sebab memang untuk bisa membaca kitab kuning bukan perkara mudah. 

Berbeda dengan Al-Qur'an yang insya Allah jika kita sudah mengkhatamkan iqro' jilid 6 akan mudah kita baca, kitab kuning walaupun sama-sama bertuliskan aksara arab tidak mengandung tanda baca, alias "gundul". Kadang-kadang yang ada tanda baca (harokat)nya saja kita masih bingung apalagi ini tanpa tanda baca. 

Nah, untuk membaca kitab kuning dengan baik sehingga bisa mencerna isinya ternyata diperlukan beberapa bidang kemampuan bahasa Arab yang disebut dengan ilmu alat. Ilmu alat secara sederhana bisa kita sebutkan seperti Ilmu Nahwu, Ilmu Shorof, Ilmu Balaghoh, serta Ilmu 'Arudh.

Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mengupas tentang harokat akhir suatu kata, sedang shorof mengupas tentang perubahan tiap kata tadi, ilmu balaghoh mengupas tentang seni bahasa atau sastra, dan ilmu 'arudh mengupas tentang syair-syair Arab yang bertebaran di banyak kitab kuning.

Ilmu alat bagi orang yang ingin mendalami kitab kuning ibarat ilmu tajwid bagi orang yang ingin mendalami al-Qur'an, jadi mari kita arungi lautan ilmu yang ada dalam ribuan kitab kuning dengan mempelajari ilmu alat terlebih dahulu.



Rabu, 24 Agustus 2011

Berapa Kecepatan Sholat Tarawih Anda??

Kebut-kebutan sholat tarawih?, fenomena ini biasanya berlangsung bagi jama'ah yang sholat tarawihnya 20 roka'at. Dahulu waktu masih di pondok ada istilah kecepatan "Lorena, Budi Jaya, Selamet, Garuda Mas" bahkan "dokar" bagi imam-imam sholat tarawih di pondok. Semakin cepat sholat semakin banyak penggemarnya.

Kalau di pondok sih al-faqir masih maklum karena biasanya di sana setelah sholat tarawih para santri harus segera mengikuti pengajian-pengajian kilatan yang diselenggarakan bahkan hingga larut malam. Bagi santri mengaji masih lebih utama daripada sholat sunnah.

Tapi kalau di lingkungan masyarakat biasa sholat tarawih dengan kebut-kebutan sepertinya al-faqir kurang setuju. Walaupun imam dengan bacaan cepat tentunya akan menjadi favorit di kampungnya (minimal anak mudanya karena biasanya orang tua akan mengeluh juga bila terlalu cepat). Tapi biasanya kurang memperhatikan kekhusyu'an dan kualitas bacaan.

Memang sih, dengan jumlah roka'at yang banyak itu kasihan juga para jama'ah kalau harus mengikuti bacaan imam yang lama. Tapi jangan sampai dengan mengejar sholat cepat, nilai ibadah sholat kita jadi kurang optimal karena kurang khusyu' atau bahkan mengurangi jumlah bacaan. Contohnya bila imam ruku' dan sujud dengan cepat tentunya kita tidak cukup untuk membaca tasbih 3 kali..

Jadi lebih baik walau cepat kita tetap memperhatikan kekhusyuan dan kualitas bacaan.

Tarawih Kita

Setiap Ramadhan, sesuatu yang tidak ada di bulan-bulan lain diantaranya adalah sholat tarawih. Sudah menjadi kebiasaan di berbagai penjuru dunia saat ini, sholat tarawih dilaksanakan dengan berjamaah dengan jumlah rakaat yang berbeda-beda sesuai dengan pilihannya.

Bagi yang sholat tarawih 20 raka'at, di banyak tempat di Indonesia maka pilihan ayatnya biasanya pada 15 hari pertama adalah:
1. At-Takatsur dan Al-Ikhlash
2. Al-Ashr dan Al-Ikhlash
3. Al-Humazah dan Al-Ikhlash
4. Al-Fiil dan Al-Ikhlash
5. Al-Quraisy dan Al-Ikhlash
6. Al-Ma'un dan Al-Ikhlash
7. Al-Kautsar dan Al-Ikhlash
8. Al-Kafirun dan Al-Ikhlash
9. An-Nashr dan Al-Ikhlash
10. Al-Lahab dan Al-Ikhlash
Sedangkan pada 15 hari yang kedua pilihannya adalah:
1. Al-Qodr dan At-Takatsur
2. Al-Qodr dan Al-Ashr
3. Al-Qodr dan Al-Humazah
4. Al-Qodr dan Al-Fiil
5. Al-Qodr dan Al-Quraisy
6. Al-Qodr dan Al-Ma'un
7. Al-Qodr dan Al-Kautsar
8. Al-Qodr dan Al-Kafirun
9. Al-Qodr dan An-Nashr
10. Al-Qodr dan Al-Lahab

Atau bila tidak ingin ada pengulangan surat pada tiap raka'atnya seperti pengulangan surat Al-Ikhash atau Al-Qodr, maka bisa membaca surat-surat berikut:
1. Adh-Dhuha dan Asy-Syarhu
2. At-Tiin + Al-'Alaq dan Al-Qodr
3. Al-Bayyinah dan Al-Zalzalah
4. Al-'Adiyat dan Al-Qori'ah
5. At-Takatsur dan Al-'Ashr
6. Al-Humazah dan Al-Fiil
7. Al-Quraisy + Al-Ma'un dan Al-Kautsar
8. Al-Kafirun dan An-Nashr
9. Al-Lahab dan Al-Ikhlash
10. Al-Falaq dan An-Naas

Ada beberapa tempat juga yang menyelenggarakan 1 hari 1 juz, berarti bila 1 juz berjumlah 20 halaman, tiap raka'at dibaca 1 halaman. Dengan cara demikian berarti dalam tarawih sebulan (30 hari) akan khatam 30 juz.