Rasulullah s.a.w. bersabda :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا ماَ تَمَسَّكْتُمْ بِهماَ كَتاَبَ اللهِ وَسُنَةَ نَبِيِّهِ ,رواَه مالك
“Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, yang kalian tidak akan tersesat selagi kamu berpegang teguh pada keduanya, yaitu berupa kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya:. (HR. Malik)
“Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, yang kalian tidak akan tersesat selagi kamu berpegang teguh pada keduanya, yaitu berupa kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya:. (HR. Malik)
Jadi berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Sunnah Nabi adalah jaminan keselamatan dunia dan akhirat, jadi memahami dan mengamalkan isi keduanya merupakan keniscayaan.
Di antara modal untuk memahami Al-Qur'an secara mendalam adalah penguasaan terhadap ilmu alat, ilmu alat adalah ilmu untuk mengikat/memperdalam syariah/ibadah. Bila ingin membaca Al-Qur'an maka ilmu alatnya adalah ilmu tajwid, faroidh untuk ilmu tentang warisan. Adapun untuk mendalami warisan Nabi Muhammad s.a.w. yakni Qur'an dan Sunnah diperlukan pemahaman tentang Bahasa Arab yang baik, yang ilmu alatnya bila mengacu pada perkataan Syekh Mushthofa Al-Gholayayn dalam kitab Jami'ud Durus al-lughoh al-'arobiyyah, maka ada 13 ilmu yang berkaitan dengan bahasa Arab yakni:
1. Shorof
2. I'rob / Nahwu
3. Rosm
4. Ma'ani
5. Bayan
6. Badi'
7. 'Arudh
8. Qowafi
9. Qordhusy Syi'r
10. Insya'
11. Khitobah
12. Tarikhul Adab
13. Matnul Lughoh
Di pesantren-pesantren klasik, pembelajaran ilmu alat ini merupakan dasar-dasar pelajaran yang harus dikuasai oleh santri sehingga ketika mengkaji kitab lain seperti fiqih, tauhid, akhlaq, tafsir, tasawwuf, dan lain-lain, ilmu alat menjadi pegangan pemahaman.
Untuk ilmu shorof biasanya materi biasanya diambil dari kitab Al-Imtsilah At-Tashrifiyyah, Kailani, maupun alfiyyah, dll. Adapun ilmu nahwu diambil dari kitab "Jurumiyyah, Maqshud, dan alfiyyah".
Ilmu Ma'ani, Bayan, dan Badi' yang digabung menjadi ilmu balaqhoh mengambil kitab jawahirul balaghoh, qowa'idul lughoh, maupun jauharul maknun.